Konsep Ciri Khas Bangunan Post Modern -->

Konsep Ciri Khas Bangunan Post Modern

Pengetahuan perihal arsitektur post modern sebaiknya tidak diketahui oleh mahasiswa, dosen dan praktisi di dunia arsitektur saja. Melainkan, orang biasa yang terjun di bisnis properti malah mesti mengenal tentang arsitektur post modern.

Pasalnya, gaya bangunan kini banyak yang menerapkan prinsip arsitektur postmodern, dari bangunan residensial, komersial, hingga perkantoran. Segera bagaimana permulaan mula munculnya arsitektur postmodern yang terus berkembang sampai dikala ini?

Sejarah Arsitektur Post Modern

Arsitektur post modern ialah sebuah era yang menandai selesainya era arsitektur modern. Istilah postmodern sendiri sudah eksis sejak 1960-1970-an, tak hanya di dunia arsitektur saja, melainkan juga di dunia seni, film dan pun ideologi.



Munculnya arsitektur postmodern berawal dari kejenuhan kepada arsitektur modern. Pada saat itu, poin-poin formalitas dan minimalis dalam arsitektur modern dianggap tak relevan lagi dengan tuntutan zaman.


Gaya bangunan arsitektur modern dianggap tidak bervariasi, cuma wujud kotak yang seragam dan monoton sehingga melahirkan kejenuhan. Pertanda berakhirnya era arsitektur modern, merupakan adanya penghancuran Pruitt-Igoe Housing di Kota Santa Louis, negara komponen Missouri, Amerika Serikat pada 15 Juli 1972.


Kendati demikian, bukan berarti arsitektur post modern ingin lepas dan membuang seluruh nilai-poin dalam arsitektur modern. Justru gaya bangunan arsitektur post modern sungguh-sungguh diberi pengaruh oleh gaya bangunan era sebelumnya.


Sejak 1980-an gaya bangunan arsitektur postmodern terus mengalami perkembangan, lalu pada 1990-an perkembangannya lebih jauh lagi. Tokoh arsitektur postmodern di antaranya Charles Jencks, Robert Venturi, Philip Johnson dan Michael Graves. Adapun teladan bangunan dengan gaya arsitektur postmodern, merupakan Vanna Venturi House dan Guild House karya Robert Venturi. 


Aliran Arsitektur Post Modern


Arsitektur post modern ialah percampuran gaya arsitektur tradisional dan nontradisional, gabungan modern dan nonmodern. Gaya bangunan arsitektur post modern menerapkan perpaduan dua unsur (hybrid) dan bermuka ganda atau disebut juga double coding. Adapun aliran dalam arsitektur postmodern yang seharusnya dikenal, yaitu sebagai berikut.



Arsitektur Post Modern Historicism

Gaya bangunan dalam aliran arsitektur postmodern historicism lazimnya menggunakan faktor dalam arsitektur klasik. Figur faktor tersebut di antaranya kombinasi  kolom ionic, doric, dan corinthian.


Kecuali itu, arsitektur post modern historicism juga menggabungkan faktor dalam arsitektur modern. Tokoh arsitek aliran ini, ialah Philip Johnson, Robert Venturi, Eero Saarinen, Kisho Kurokawa dan Kyionori Kikutake.


Arsitektur Post Modern Straight Revivalism

Unsur-faktor dalam arsitektur neoklasik dihidupkan kembali pada aliran arsitektur post modern straight revivalism ini. Unsur-faktor tersebut dihidupkan lewat gaya bangunan yang bersifat monumental.

Kecuali itu, gaya bangunan arsitektur postmodern straight revivalism juga menggunakan desain yang berirama dan simetris. Tokoh arsitek dalam aliran ini di antaranya Monta Mozuna, Aldo Rossi, Ricardo Bofill dan Mario Botta.


Arsitektur Post Modern Neovernacularism

Gaya bangunan arsitektur post modern neo vernacularism mengawinkan elemen dalam arsitektur modern dengan faktor tradisional. Kecuali itu, juga dengan unsur lokal yang tersedia di lingkungan sekitar daerah bangunan didirikan.

Figur pengaplikasian aliran ini, ialah pada bangunan modern apartemen Patraland Amarta yang memakai dekorasi arsitektur Jawa. Adapun tokoh arsitektur post modern neovernacularism di antaranya Darbourne and Darke, Joseph Esherick dan Aldo Van Eyck.


Arsitektur Post Modern Contextualism

Pada arsitektur postmodern contextualism, konsep gaya bangunan mengarah dan terpusat pada lokasi penempatan bangunan. Artinya, desain patut memperhatikan lingkungan sekitar supaya tercipta bangunan yang serasi dengan lingkungannya.


Nama lain aliran contextualism, merupakan aliran urbanist atau diketahui juga arsitektur ramah lingkungan. Tokoh arsitektur post modern contextualism, di antaranya James Stirling, Lucien Kroll dan Leon Krier.


Arsitektur Post Modern Metaphor dan Metaphysical

Gaya bangunan arsitektur postmodern metaphor dan metaphysical umumnya menarik, unik dan filosofis. Gaya tersebut yakni ungkapan metafora dan metafisika (spiritual) dari arsitek yang diucapkan secara eksplisit dan implisit.

Umumnya, ada cerita filosofis dibalik bangunan dalam aliran arsitektur post modern yang satu ini. Minoru Takeyama, Antonio Gaudi, dan Stanley Tigerman merupakan tokoh arsitek dalam aliran arsitektur postmodern metaphor dan metaphysical.


Arsitektur Post Modern Space

Aliran ini menampakkan cara kerja penyusunan ruang dengan sistem mengomposisi sejumlah bagian bangunan. Fokus dalam proses hal yang demikian, yaitu merancang interpretasi ruang spesial dimana ada dua atau lebih ruang yang bersua.


Dengan begitu, ruang lebih dari sekedar ruang abstrak sehingga hadir keanekaragaman yang memberi kejutan dan kesan tertentu dikala ditempati. Tokoh arsitek dalam aliran ini, merupakan Robert Stern, Charles Moore, Kohn, Pederson-Fox dan Peter Eisenman.


Ciri Khas Arsitektur Post Modern

Charles Jencks adalah tokoh yang mencetus lahirnya era postmodern, ia pun menyebut tiga hal yang mendasarinya. 



Pertama kehidupan sudah berkembang karena cepatnya komunikasi dan kekuatan tiru manusia.

Kedua canggihnya teknologi mewujudkan produk-produk yang bersifat pribadi, meskipun era modern hanya menghasilkan produk massal. 

Ketiga, adalah ada kecenderungan untuk kembali menghidupkan nilai-skor tradisional atau daerah.


Menurut ketiga hal di atas, karenanya ciri khas bangunan arsitektur postmodern, ialah sebagai berikut.


  • Mengandung faktor-faktor komunikatif yang bersifat lokal dan populer.
  • Membangkitkan kenangan yang bersifat historik, seumpama penerapan elemen dalam arsitektur klasik.
  • Berkonteks urban seperti bangunan arsitektur postmodern contextualism.
  • Menggunakan kembali teknik ornamentasi.
  • Representasional.
  • Berwujud metaforik, artinya dapat berupa format lain.
  • Hasil dari partisipasi.
  • Mencerminkan aspirasi biasa.
  • Bersifat plural atau beragam jenis.


Lalu bagaimana dengan perkembangan arsitektur post modern di Indonesia sendiri?


Arsitektur Post Modern di Indonesia


Istilah postmodern memang asing di alat pendengar masyarakat Indonesia dahulu dan sekarang. Tapi tanpa disadari, era postmodern telah berkembang di tanah air, bahkan sebelum dicetuskan oleh dunia internasional.


Pasalnya, kebudayaan di Indonesia bersifat plural, berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke. Tradisi dan kebiasaan berkembang di tempat masing-masing sehingga gaya rumah adat pun betul-betul pelbagai.


Tak diketahui gaya bangunan arsitektur post modern memadukan art, science serta craft dan teknologi. Contoh cuma itu, gaya bangunan arsitektur era ini juga menerapkan budaya internasional dan lokal.


Figur penerapan arsitektur postmodern di Indonesia bisa dilihat via revitalisasi kawasan Saribu Rumah Gadang. Proyek tersebut dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan statusnya masih dalam progres pembangunan.


Dengan memakai gaya arsitektur post modern, masyarakat tak cuma bisa memanfaatkan teknologi terkini. Kecuali itu, masyarakat dapat lebih dekat dengan lingkungan dalam konteks geografi dan tradisi. Bagaimana, tertarik dengan bangunan hunian yang mengaplikasikan gaya arsitektur post modern?


Semoga informasi ini bermanfaat!


sumber : https://www.99.co/id/panduan/arsitektur-post-modern

LihatTutupKomentar